Candi-candi peninggalan kerajaan Mataram Kuno
1. Candi Borobudur
Letak
: Kab. Magelang, Jawa Tengah
Dibangun Abad ke - : Thn 760 SM
Kerajaan/Raja : Mataram
Kuno,Dinasti Syailendra
Ciri-ciri Bangunan :
- Candi Budha terbesar di Indonesia
- Banyak terdapat relief
-Terdiri dari 3 bagian dasar (arupadatu, rupadatu
& bagian puncak)
Candi tersebut
merupakan candi Buddha yang terletak di Desa Borobudur Kabupaten Magelang,
Jawa Tengah dan dibangun oleh Raja Samaratungga, salah satu raja kerajaan
Mataram Kuno, keturunan Wangsa Syailendra. Bangunan Borobudur berbentuk punden
berundak terdiri dari 10 tingkat, berukuran 123 x 123 meter. Tingginya 42 meter
sebelum direnovasi dan 34,5 meter setelah direnovasi karena tingkat paling
bawah digunakan sebagai penahan. Candi Budha ini memiliki 1460 relief dan 504
stupa Budha di kompleksnya. Enam tingkat paling bawah berbentuk bujur sangkar
dan tiga tingkat di atasnya berbentuk lingkaran dan satu tingkat tertinggi yang
berupa stupa Budha yang menghadap ke arah barat. Candi
Borobudur adalah candi Buddha terbesar di dunia dan masuk satu dari tujuh
keajaiban dunia.
Monumen ini
terdiri atas enam teras berbentuk bujur sangkar yang diatasnya terdapat tiga
pelataran melingkar, pada dindingnya dihiasi dengan 2.672 panel relief dan aslinya terdapat 504 arca Buddha. Borobudur memiliki koleksi relief Buddha
terlengkap dan terbanyak di dunia. Stupa
utama terbesar teletak di tengah sekaligus memahkotai bangunan ini, dikelilingi
oleh tiga barisan melingkar 72 stupa berlubang yang di dalamnya terdapat arca
buddha tengah duduk bersila dalam posisi teratai sempurna dengan mudra (sikap tangan) Dharmachakra
mudra (memutar roda dharma).
Monumen ini
merupakan model alam semesta dan dibangun sebagai tempat suci untuk memuliakan Buddha sekaligus
berfungsi sebagai tempat ziarah untuk menuntun umat manusia beralih dari alam nafsu duniawi menuju
pencerahan dan kebijaksanaan sesuai ajaran Buddha.[5] Para peziarah masuk melalui sisi timur memulai ritual di dasar candi
dengan berjalan melingkari bangunan suci ini searah jarum jam, sambil terus
naik ke undakan berikutnya melalui tiga tingkatan ranah dalam kosmologi Buddha.
Ketiga tingkatan itu adalah Kāmadhātu (ranah hawa nafsu), Rupadhatu (ranah berwujud), dan Arupadhatu(ranah tak
berwujud). Dalam perjalanannya ini peziarah berjalan melalui serangkaian lorong
dan tangga dengan menyaksikan tak kurang dari 1.460 panel relief indah yang
terukir pada dinding dan pagar langkan.
Menurut
bukti-bukti sejarah, Borobudur ditinggalkan pada abad ke-14 seiring melemahnya
pengaruh kerajaan Hindu dan Buddha di Jawa serta mulai masuknya pengaruh Islam. Dunia mulai menyadari keberadaan
bangunan ini sejak ditemukan 1814 oleh Sir Thomas Stamford Raffles, yang saat itu
menjabat sebagai Gubernur Jenderal Inggris atas Jawa. Sejak saat itu Borobudur
telah mengalami serangkaian upaya penyelamatan dan pemugaran. Proyek pemugaran
terbesar digelar pada kurun 1975 hingga 1982 atas upaya Pemerintah Republik Indonesia dan UNESCO, kemudian situs
bersejarah ini masuk dalam daftarSitus
Warisan Dunia.
2. Candi Prambanan
Letak
: Klaten - Yogyakarta
Dibangun Abad ke - : Antara abad 9-10 M
Kerajaan/Raja
: Raja Rakai Pikatan, Mataram Kuno
Ciri-ciri Bangunan :
- Candi Hindu terbesar di Indonesia
- Terbagi menjadi 3 bagian : halaman pertama (terdapat 3 candi utama, yaitu :
candi Wisnu, Brahma dan Siwa), halaman kedua (terdapat 224 buah candi ) dan
halaman ketiga
- Memiliki relief yang memuat kisah Ramayana
Terdapat
relief pohon kalpataru
Candi Prambanan atau Candi
Roro Jonggrang adalah kompleks candi Hindu terbesar di Indonesia yang dibangun pada abad ke-9 masehi. Candi ini dipersembahkan untuk Trimurti, tiga dewa utama
Hindu yaitu Brahma sebagai dewa pencipta, Wishnusebagai dewa
pemelihara, dan Siwa sebagai dewa pemusnah. Berdasarkan prasasti Siwagrha nama asli kompleks candi ini adalah Siwagrha (bahasa Sanskerta yang bermakna 'Rumah Syiwa'), dan memang di garbagriha (ruang utama) candi ini bersemayam
arca Siwa Mahadewa setinggi tiga meter yang menujukkan bahwa di candi ini dewa
Siwa lebih diutamakan.
Kompleks candi ini
terletak diantara kecamatan Prambanan, Sleman dan
kecamatan Prambanan, Klaten, kurang lebih 17 kilometer timur laut Yogyakarta, 50 kilometer
barat daya Surakarta dan 120 kilometer selatan Semarang, persis di
perbatasan antaraprovinsi Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta. Letaknya sangat
unik, Candi Prambanan terletak di wilayah administrasi desa Bokoharjo, Prambanan, Sleman, sedangkan pintu masuk kompleks
Candi Prambanan terletak di wilayah adminstrasi desa Tlogo, Prambanan, Klaten.
Candi ini adalah
termasuk Situs Warisan Dunia UNESCO, candi Hindu
terbesar di Indonesia, sekaligus salah satu candi terindah di Asia Tenggara.
Arsitektur bangunan ini berbentuk tinggi dan ramping sesuai dengan arsitektur
Hindu pada umumnya dengan candi Siwa sebagai candi utama memiliki ketinggian
mencapai 47 meter menjulang di tengah kompleks gugusan candi-candi yang lebih
kecil. Sebagai salah satu candi
termegah di Asia Tenggara, candi Prambanan menjadi daya tarik kunjungan
wisatawan dari seluruh dunia.
Menurut prasasti
Siwagrha, candi ini mulai dibangun pada sekitar tahun 850 masehi oleh Rakai Pikatan, dan terus
dikembangkan dan diperluas oleh Balitung Maha Sambu, di masa kerajaan Medang
Mataram semasa wangsa Sanjaya. Tidak lama setelah
dibangun, candi ini ditinggalkan dan mulai rusak.
Nama Prambanan, berasal dari nama
desa tempat candi ini berdiri, diduga merupakan perubahan nama dialek bahasa
Jawa dari
istilah teologi Hindu Para
Brahman yang bermakna
"Brahman Agung" yaitu Brahman atau realitas abadi tertinggi
dan teragung yang tak dapat digambarkan, yang kerap disamakan dengan konsep Tuhan dalam agama Hindu. Pendapat
lain menganggap Para Brahman mungkin merujuk kepada masa jaya candi
ini yang dahulu dipenuhi oleh para brahmana.
Pendapat lain mengajukan anggapan bahwa nama "Prambanan" berasal dari
akar kata mban dalam Bahasa
Jawa yang
bermakna menanggung atau memikul tugas, merujuk kepada para dewa
Hindu yang
mengemban tugas menata dan menjalankan keselarasan jagat.
Candi Mendut
Letak : Kab. Magelang, Jawa Tengah
Dibangun Abad ke - : Abad 9 M
Ciri-ciri Bangunan
: Ada patung Budha dari emas
Candi
Mendut adalah sebuah candi berlatar belakang
agama Buddha. Candi ini
terletak di desa Mendut,
kecamatan Mungkid, Kota Mungkid,Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, beberapa kilometer dari candi Borobudur. Terletak
dijalan Mayor Kusen Mungkid Kabupaten Magelang Jawa Tengah dan
berada disekitar 3 Kilometer dari candi borobudur.
Bahan bangunan candi tersebut sebenarnya adalah batu bata yang ditutupi dengan batu alam. Bangunan ini terletak pada sebuah basement yang tinggi, sehingga tampak lebih anggun dan kokoh. Tangga naik dan pintu masuk menghadap ke barat-daya. Di atas basement terdapat lorong yang mengelilingi tubuh candi. Atapnya bertingkat tiga dan dihiasi dengan stupa-stupa kecil. Jumlah stupa-stupa kecil yang terpasang sekarang adalah 48 buah. Tinggi bangunan adalah 26,4 meter.
Terletak pada posisi 7°36′17.17″S 110°13′48.01″E. Reruntuhan
candi Mendut sebelum dipugar, tahun 1880. Candi Mendut didirikan semasa
pemerintahan Raja
Indra dari dinasti Syailendra. Di dalam prasasti
Karangtengah yang bertarikh 824 Masehi, disebutkan bahwa raja Indra
telah membangun bangunan suci bernama wenuwana yang artinya
adalah hutan bambu. Oleh seorang ahli arkeologi Belanda bernama J.G. de Casparis, kata ini dihubungkan
dengan Candi Mendut. Hiasan yang terdapat pada candi Mendut berupa hiasan yang
berselang-seling. Dihiasi dengan ukiran makhluk-makhluk kahyangan berupa dewata gandarwa dan apsara atau bidadari, dua ekor kera dan seekor garuda.
Hariti.
Dinding candi dihiasi relief Boddhisatwa di antaranya Awalokiteśwara,
Maitreya, Wajrapāṇi dan Manjuśri. Pada dinding tubuh candi terdapat relief kalpataru, dua
bidadari, Harītī (seorang yaksiyang bertobat
dan lalu mengikuti Buddha) dan Āţawaka.
Buddha dalam posisidharmacakramudra.
Di dalam induk candi terdapat arca Buddha besar
berjumlah tiga: yaitu Dhyani BuddhaWairocana dengan sikap tangan (mudra) dharmacakramudra. Di depan arca Buddha terdapat relief
berbentuk roda dan diapit sepasang rusa, lambang Buddha. Di sebelah kiri
terdapat arca Awalokiteśwara (Padmapāņi) dan sebelah kanan arca Wajrapāņi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar